PEREMPUAN BERDAYA DALAM FILM SANG PENCERAH
Film
merupakan salah satu media masa yang berbentuk audio visual dan sifatnya sangat
kompleks. Selain sebagai sumber informasi yang menghibur atau sarana rekreasi
dan edukasi, film juga merupakan sebuah karya estetika yang dapat menjadi media
penyebarluasan nilai-nilai kebudayaan baru (Sobur, 2001: 30). Lebih dari itu,
media (film) juga dipandang sebagai ruang yang merepresentasikan berbagai
ideologi. Dengan demikian, film dapat menjadi alat penyebaran ideologi
penguasa, alat legitimasi, alat pengontrol wacana publik, maupun alat
resistensi terhadap kekuasaan untuk membangun kultur dan ideologi.
Ada
hal menarik yang dapat dilihat dari film biopik (film yang bercerita dan
mengangkat kisah seorang tokoh) Sang
Pencerah yang mengisahkan perjalanan hidup seorang tokoh inspirator bangsa,
Kiai Haji Ahmad Dahlan. Film karya sutradara kawakan Hanung Bramantyo ini mencoba
menvisualisasikan sosok Ahmad Dahlan dari kecil hingga perjuangannya dalam meluruskan
kembali ajaran agam Islam. Dalam film ini dikisahkan bagaimana K.H Ahmad Dahlan
mendirikan perkumpulan Muhammadiyah yang memiliki visi mencerdaskan bangsa.
Sosok
luar biasa K. H Ahmad Dahlan ini tentunya tidak lepas dari siapa partner hidupnya yang senantiasa memotivasi
dan memberikan semangat dalam berjuang. Meskipun pepatah “behind a great
man there’s a great woman” sering
tidak diamini oleh sebagian aktivis perempuan, tetapi perkataan Umar bin
Khattab ini layak untuk direnungkan, yakni “Laki-laki sukses itu dilihat
dari dua hal, yang pertama siapa ibunya dan yang kedua siapa istrinya.” Mari kita cermati partner K.H Ahmad
Dahlan yang tampak dalam film Sang Pencerah.
Siti
walidah dalam film itu ditampilkan sebagai perempuan tangguh dan berdaya
(setelah ibu K.H Ahmad Dahlan) yang selalu mendampingi kehidupan sang Kiai
Pencerah. Perempuan ini selalu setia menemani manis dan getirnya perjuangan
suaminya, K.H Ahmad Dahlan dalam. Jika dicermati, setidaknya ada empat bagian (scene) atau adegan didalam film Sang Pencerah yang menggambarkan bagaimana
sosok perempuan berdaya.
Pertama, ketika Kiai Lurah Noor (kepala jamaah Masjid Besar)
mengatakan kepada Walidah bahwa apa yang dilakukan suaminya (K.H Ahmad Dahlan)
sudah melenceng terlalu jauh, “jika kamu
diam saja maka kamu akan ikut berdosa” ujar Kiai Lurah Noor dalam salah
satu adegan. Dengan tegasnya Walidah mengatakan bahwa suaminya memiliki alasan yang
kuat atas perbuatannya tersebut. Walidah
yakin suaminya adalah orang yang sangat berhati-hati dalam bertindak.
Adegan dan perbincangan dalam scene tersebut menggambarkan bahwa Walidah adalah sosok istri yang baik
dan sangat kuat dalam memegang prinsip.
Kedua,
Walidah rela berkorban dengan memberikan seluruh tabungannya untuk membangun
kembali langgar (mushalla) yang dirobohkan
oleh sekelompok orang yang tidak menentang K.H Ahmad Dahlan. Bantuan yang
diberikan oleh Walidah sangat berpengaruh terhadap kondisi spikologis K.H Ahmad
Dahlan pada saat itu. Semangat K.H Ahmad Dahlan semakin kuat karena semakin
menyadari besarnya dukungan orang-orang terdekat terhadap dirinya.
Ketiga,
Walidah tidak tinggal diam ketika suaminya kembali berangkat ke Tanah Suci guna
menunaikan ibadah haji dan memperdalam ilmu agama sebagaimana yang diminta oleh
Sri Sultan. Walidah justru mengajarkan keterampilan membatik dan memintal
benang pada penduduk setempat. Ini adalah langkah pemberdayaan masyarakat yang
dilakukan oleh walidah. Namun sayangnya, di dalam adegan tersebut tidak
digambarkan secara gamblang dimana (tempat) Walidah mengajar.
Keempat,
sebelum menikah dengan Kiai Haji Ahmad Dahlan, Walidah penah diminta untuk
melakukan shalat istikharah oleh sang Ayah untuk menentukan calon suaminya.
Namun, walidah tidak melaksanakan perintah itu. Walidah justru bermunajat
kepada Allah . hal itu menunjukkan Walidah bukan sosok perempuan yang pasrah da
menerima apa saja yang diinginkan oleh orang tuanya. Walidah tidak bermaksud
melawan apa yang diinginkan oleh orang tuanya, melainkan berusaha meyakinkan
orang tuanya bahwa pilihannya adalah yang terbaik. Walidah menyampaikan kepada
orang tuanya bahwasanya ia sangat yakin dan tidak ada sedikitpun kebimbangan dalam
dirinya dalam memilih Muhammad Darwis (Ahmad Dahlan muda).
Siti
Walidah, adalah sebuah gambaran perempuan yang luar biasa kala itu sebagaimana
yang terdapat dalam film Sang Pencerah. Peran
Siti Walidah dalam kesuksesan K.H Ahmad Dahlan tidak dapat dipandang sebalh
mata. Selain sukses menjadi istri yang baik bagi K.H Ahmad Dahlan, sosok
perempuan berdaya dalam film Sang Pencerah
ini juga ambil bagian demi kemaslahatab umat dan bangsanya.
Oleh; Muhammad Ainun Najib
*dimuat
dalam Suara Aisyiyah edisi ke 5 Th. Ke-91 Mei 2014
0 comments: